SEGALA
DETIKMU
Aku
mencintaimu dengan segala detikmu
Laksana
serpihan kaca yang pantulkan aura senja
Kadang
keheningan membantuku bermimpi
Tentang
desiran angin yang menyapu begitu menggoda
Mencintaimu
adalah anugerah
Seindah
cawan bening yang hiasi lemari kayu
Jauh
di lorong jiwa ini
Terukir
peluhmu
Terpahat
betapa aku tak kuasa berpisah darimu
13 Januari 2013, Kuwu-Ruteng
______________________________________________________________________________
"Ada puisi bernama Perempuan, ada Bulu Mata, Alis Mata, Mata Ayah,
Mata Ibu, Mata Wae. Tampaknya, Er El Em terpesona benar oleh mata, organ
yang penuh rahasia, jendela jiwa yang bisa berbinar bisa pula redup,
tetapi sekaligus menyimpan rapat-rapat rahasia dirinya."
"Semisal dalam puisi 'Sibuk Mencari', Er El Em membenturkan
religiositas dengan jemuran kena hujan yang lupa diangkat. Sederhananya,
puisi Er El Em adalah sesuatu yang sangat cair hingga bisa mengarah ke
mana saja, ke siapa saja, termasuk Anda."

